Di Apartemen Kalibata City Prostitusi Menjamur
Taipan Asia |
Taipan Asia | Fenomena geliat prostitusi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, jadi rahasia umum warga Ibu Kota. Sudah barang tentu, pasalnya pihak Kepolisian sendiri terus bolak-balik mengungkap bisnis lendir yang menjamur di kediaman elite tersebut.
Dalam kurun waktu tujuh bulan per tahun 2018 ini saja, Polda Metro Jaya sudah mengungkap tiga kasus terkait prostitusi di sana. Bahkan hampir keseluruhannya melibatkan anak di bawah umur.
Diawali pada Maret 2018, petugas mengamankan tersangka muncikari berinisial SL, yang dibantu rekanannya IP alias R, MP alias N dan YP alias Y. praktik prostitusi ini disebarluaskan lewat mulut ke mulut dan pelanggan cukup menghubungi si muncikari untuk menerima kunci kamar.
Masuk Mei 2018, polisi mengungkap praktik prostitusi berkedok pijat tradisional menggunakan aplikasi Wechat. Dua muncikari dibekuk. Mereka adalah 'Papi' berinisial H alias A (31) yang menjajakan layanan seks di Tower Akasia dan 'Mami' berinisial M alias R (35) biasa beroperasi di Tower Herbras.
Kemudian pada Juli 2018, jajaran Polsek Pancoran meringkus dua muncikari atas nama Muh Nico Richardo (20) dan MS alias Ipin (17). Mereka menjajakan tiga anak di bawah umur kepada pria hidung belang di Apartemen Kalibata City.
Seakan tidak ada habisnya, kembali polisi mengungkap kasus prostitusi pada Agustus 2018 ini. Mereka yang terlibat adalah dua agen properti sebagai penyedia unit kamar lokasi esek-esek yakni perempuan berinisial R dan laki-laki inisial T alias O.
Keduanya bekerja sama dengan muncikari S alias O untuk menjalankan bisnis tersebut. Sama seperti beberapa kasus sebelumnya, pegiat bisnis haram ini juga menggunakan aplikasi media sosial yakni Beetalk dan Wechat untuk mengakomodir layanan jasa mereka.
Wadireskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indardi menyampaikan, lagi-lagi kasus prostitusi di Apartemen Kalibata City melibatkan anak di bawah umur. Dari 32 pekerja seks komersial yang diamankan, 5 di antaranya merupakan anak di bawah umur.
"Sudah bekerja kurang lebih dua tahun. Usianya 16 sampai 18 tahun," tutur Ade di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (9/8).
Pengakuan tersebut tentu memberikan gambaran sudah berapa lama operasi bisnis prostitusi di apartemen tersebut berjalan. Belum lagi pengungkapan kasus serupa di tahun-tahun sebelumnya.
Sejauh ini, polisi menduga berdasarkan sejumlah kasus serupa yang telah diungkap, ada lima dari 18 tower di Apartemen Kalibata City biasa digunakan sebagai lokasi prostitusi.
"Jadi hampir sepertiganya digunakan sebagai tempat praktik prostitusi," jelas dia.
Dari rata-rata penggerebekan unit apartemen yang seakan disulap jadi rumah bordil itu, penyedia layanan seks mematok tarif Rp 500 ribu sampai dengan Rp 2 juta dengan berbagai layanan berbeda.
Untuk kasus terakhir, si muncikari menerima Rp 50 ribu dari setiap pekerja seks komersial yang menerima pelanggan. Sementara penyedia unit kamar apartemen mendapat sekitar Rp 300 ribu per hari dari penjaja seks.
Lebih jauh, muncikari tidak pandang bulu kepada para pelanggannya. Asal dapat untung, anak di bawah umur pun tetap dilayani untuk melampiaskan nafsu syahwatnya.
"Dua anak laki-laki juga kami amankan 31 Juli di TKP. Mereka calon pelanggan," kata Ade.
Kepala Subdit Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Azhar Nugroho menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah berupaya berkomunikasi dengan pengelola Apartemen Kalibata City.
"Ya sebenarnya pengelola ini kan enggak mau terbuka juga gitu. Setelah banyaknya masyarakat yang mengkomplain dari dinas terkait enggak mempan, baru lah bikin laporan. Kan di dalam apartemen itu kan ada anak segala macam, takutnya terpengaruh," ujar Azhar.
Lebih jauh, polisi juga turut melibatkan Pemprov DKI agar dapat mengatasi maraknya praktik prostitusi terselubung di apartemen tersebut. Hanya saja, kembali ada upaya yang dinilai bandel dari pengelola sehingga penanganannya masih kurang maksimal.
"Sudah (merekomendasikan ke Pemprov DKI), tapi kayaknya bandel dia enggak mau koordinasi dengan dinsos dan lain-lain," Azhar menandaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar